Sabtu, 14 Agustus 2010

UAS PTIK

Jawaban Soal Bagian Pertama

1.                  Pemrograman
Sebagai seorang guru sejatinya, dapat mengimplementasikan bahasa pemogramanan untuk menunjang proses pembelajaran di dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Sehingga dengan memanfaatkan TI melalui bahasa pemograman ini kita bisa lebih terfasilitasi secara maksimal untuk melaksanakan tugas kita secara optimal. Apa yang bisa kita fahami dari bahasa pemograman ini agar bisa mengaplikasikan bahasa pemograman ini untuk keperluan profesi dan keseharian kita?
            Bahasa pemograman merupakan suatu urutan instruksi yang mengatur jalannya komputer dan sumber dayanya. Bahasa pemograman digunakan sebagai pembentuk perangkat lunak Sistem Oprasi dan perangkat Lunak Aplikasi. Bahasa pemograman sering juga disebut sebagai bahasa komputer yaitu teknik komando atau standar intruksi untuk memerintah komputer, dalam proses menguji dan memperbaiki atau memelihara kode yang membangun sebuah program komputer.
            Dalam hal ini bahasa pemograman dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu :
1)      Bahasa tingkat rendah  (Low Level Language
Ciri-ciri bahasa tingkat rendah adalah :
a)      Lebih dekat dengan bahasa mesin/ machine language (biner);
b)      Sulit untuk dipelajari;
c)      Cepat ( setiap intruksi sesuai dengan detak komputer);
Contohnya : bahasa rakitan ( Assembly language).
2)      Bahasa tingkat menengah ( Middle Level Language)
Ciri-ciri bahasa tingkat menengah adalah :
a)      Berada diantara bahasa mesin/ machine language dengan bahasa manusia. Artinya mempunyai antarmuka pemograman bahasa tingkat tinggi tetapi mempunyai fasilitas yang hampir sama dengan bahasa tingkat rendah;
b)      Mudah untuk dipelajari;
c)      Umumnya tidak tergantung terhadap mesin / komputer yang digunakan;
d)     Dipakai sebagai pembentuk sistem operasi modern.
Contohnya : Bahasa C
3)      Bahasa tingkat tinggi ( High Level language)
Ciri-ciri Bahasa tingkat tinggi adalah :
a)      Memiliki kata kunci (reserved word) sebagai pembentuk struktur program yang hampir sama dengan bahasa manusia (bahasa Inggris);
b)      Mudah untuk dipelajari;
c)      Tergantung terhadap mesin / komputer yang digunakan.
Contohnya : Bahasa Basic, Fortran, Pascal, Cobol, dsb.
Kemudian secara kronologis perkembangan bahasa komputer dibagi atas beberapa generasi, yaitu :
1)      Generasi pertama ( First Generation Language)
Contoh : Fortran dan Basic
2)      Generasi kedua ( second Generation Language)
Contoh : COBOL
3)      Generasi ketiga ( Third Generation Languange)
Contoh : Visual Basic, Delphi
4)      Generasi keempat ( Fourth Generation Language)
Contoh : SQL dan Java
Melalui pengetahuan tentang bahasa pemorgaman di atas, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer khususnya dan TI pada umumnya bukanlah menjadi suatu barang aneh dan langka bagi kita, walaupun kita bukanlah berprofesi sebagai guru TIK di sekolah.

2.                  Multimedia
Dalam pembelajaran seorang guru dapat meanfaatkan multimedia ini untuk kepentingan pembuatan administrasi mengajar ataupun untuk membuat media pembelajaran yang mengkolaburasikan antara penggunaan suara, gambar, dan teks. Hanya teknisnya yang harus kita fahami untuk memanfaatkan multimedia tersebut, tentunya bagaimana membekali diri untuk bisa memanfaatkan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar banyak cara yang bisa ditempuh. Salah satunya berkonsultasi dengan guru TIK yang ada di sekolah tempat kita bekerja. Pemahaman dasar tentang multimedia dan perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut :
            Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat ber-(navigasi), berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game, dan dalam dunia pendidikan.
 Teknologi Multimedia merupakan perpaduan dari teknologi komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik, perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan.
           Secara sederhana mulitimedia ini minimal menggabungkan anatara suara, gambar, dan teks. Dalam dunia pendidikan multimedia ini dimanfaatkan dan digunakan sebagai media pembelajaran. Yang fungsinya untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran yang kita inginkan.    
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Dalam perkembangannya multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsumsi indra penciuman. Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan film 3 dimensi membangkitkan sens rialistis.
Bau mulai menjadi bagian dari multimedia sejak ditemukan teknologi reproduksi bau melalui telekomunikasi. Dengan perangkat input penditeksi bau, seorang operator dapat mengirimkan hasil digitizing bau tersebut melalui internet. Pada komputer penerima harus tersedia perangkat output berupa mesin reproduksi bau. Mesin reproduksi bau ini mencampurkan berbagai jenis bahan bau yang setelah dicampur menghasilkan output berupa bau yang mirip dengan data yang dikirim dari internet. Dengan menganalogikan dengan printer, alat ini menjadikan feromon-feromor bau sebagai pengganti tinta. Output bukan berupa cetakan melainkan aroma.
Seperti itulah pemanfaatan dan perkembangan multimedia dalam kehidupan manusia pada umumnya dan kita pada khususnya dalam dunia pendidikan.
3.                  Blogging
Membahas mengenai apa itu blogging alangkah baiknya diawali dengan apa alasan kita melakukan kegiatan blogging. Kita sebagai seorang guru untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan berfikir kita dapat menggunakan aktifitas blogging ini menuangkan tulisan-tulisan hasil pemikiran kita melalui aktifitas posting. Ini merupakan salah satu alasan mengapa seorang guru harus melakukan blogging dalam kegiatan keseharian di tengah-tengah pekerjaannya yang rutin?.
Alasan kita blogging memang bermacam-macam, ada yang sekedar narsis, ada pula yang blogging sebagai penyaluran idealisme, ada pula yang blogging murni untuk mencari uang dari blog. Apapun motivasinya seorang blogger untuk ngeblog, ide dasar dari kegiatan blogging tidaklah berubah, yaitu menyampaikan ide / pikiran melalui tulisan di halaman blog kita. “Value blogging adalah tentang menyampaikan sebuah nilai melalui artikel di blog”
Bagi para blogger yang sudah terjangkiti virus value blogging, biasanya mereka menjadi terobsesi (baik dalam kadar rendah maupun tinggi) untuk menulis artikel blog yang wah, yang layak untuk dibaca, yang mencerminkan pemikiran yang unik dan sebagainya. Dan seringkali, pada suatu titik, sang blogger merasa kehabisan ide untuk dituangkan ke dalam tulisannya. Efek samping dari perasaan miskin ide tersebut akhirnya menjelma jadi kebosanan dalam melanjutkan kegiatan blogging.
Karenanya kita perlu menyadari betul apa sebenarnya hakikat kita melakukan blogging. Hakikat kita nge-blog perlu didasari oleh pemahaman kita tentang blog itu seperti apa ? Apalagi bagi kita yang bergerak dalam dunia pendidikan.
a.       Blog adalah hirarki teks, gambar, objek media dan data, disusun secara berkala(dalam urutan waktu) dan dapat dilihat di browser HTML.
b.       Blog pada dasarnya adalah sebuah jurnal yang tersedia di web. Kegiatan update blog dinamakan blogging, sedangkan orang yang mempunyai/membuat blog adalah blogger.
c.        Blog adalah jenis wisata yang terus menerus, dengan pemandunya adalah manusia yang Anda kenal.
d.       Blog pada dasarnya adalah sebuah jurnal yang tersedia di web. Kegiatan update blog dinamakan blogging, sedangkan orang yang mempunyai/membuat blog adalah blogger. Blog biasanya diperbarui setiap hari dengan menggunakan software bawaan dari penyedia blog yang sangat mudah dalam penggunaannya sehingga memungkinkan orang yang bukan berlatar belakang teknis website bisa melakukannya dengan mudah. Halaman di dalam blog hampir seluruhnya bersifat kronologikal, artinya disusun berdasarkan waktu kejadian atau waktu posting.
e.        Blog adalah sebuah situs web dimana postingan itemnya dilakukan secara teratur dan ditampilkan dalam urutan kronologis mundur. Istilah blog sebenarnya adalah versi pendek/bentuk singkat dari weblog atau web log. Penulis/pemilik blog yang merawat dan menambahkan artikel baru ke dalam blog miliknya disebut blogging. Pengiriman artikel satu-persatu disebut posting blog(blog post), post, atau entries. Orang yang mengirimkan artikel atau orang yang memiliki blog disebut blogger. Sebuah blog terdiri dari teks, hypertext, gambar, dan beberapa link(ke halaman web lain, video, audio, dan file-file lain). Blog menggunakan gaya bahasa penyampaian dokumentasi. Seringkali blog lebih fokus ke salah satu topik, misalnya Tips Trik, Tutorial, Ponsel, dan lain sebagainya. Beberapa blog juga menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi mereka.
Setelah membaca beberapa pengertian singkat tentang blog diatas, pasti akan muncul pertanyaan: "Kalau begitu apa itu blogging?"
Blogging dapat disimpulkan sebagai kegiatan meng update blog.
Sebuah blog adalah jenis situs web yang biasanya disusun dalam urutan kronologikal(urutan waktu kejadian) dari yang terbaru(postingan terbaru) di bagian atas halaman utama(homepage) menuju ke postingan paling lama kebawah. Sebagai contoh perhatikan blog saya, urutan dari atas adalah postingan terbaru diikuti postingan lama sampai postingan pertama
Blog seringkali ditulis oleh seseorang dan diupdate secara berkala. Blog seringkali dtulis dengan satu topik khusus, seperti fotografi, spiritualitas, resep, diary pribadi, hobi, dan masih banyak lagi meskipun juga banyak yang mencampur adukkan topik pembahasannya seperti blog saya ini .
Blog seringkali mempunyai beberapa fitur untuk memudahkan kita sebagai pembaca dalam berkunjung atau mencari informasi tentang isi blog

4.                  Internet
Kita bisa memahami tentang internet mulai dari secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Kalau kita mau mencari informasi di internet atau menghubungi orang lain melalui e-mail, messeging atau program lainnya seperti facebook, kita harus memiliki sambungan internet. Sambungan internet dapat dilakukan melalui beberapa pilihan tetapi tentunya hal ini harus mempertimbangkan kapasitas da kecepatan sambungan, apalagi jika menghendaki sambungan ke beberapa komputer secara bersamaan.
Dalam hal ini boleh menggunakan sambungan broadband . Sambungan ini dikenal dipasaran dengan sebuatan telkom speedy. Namun ada juga sambungan broadban yang ditawarkan oleh yang lainnya seperti indosat ataupun sambungan yang sifatnya lokal. Selain itu ada juga sambungan yang memakai kartu SIM yang digunakan dalam handphone. Sambungan ini harus menggunakan saluran 3 G dan hanya cocok untuk satu komputer, tidak bisa dipergunakan untuk beberapa komputer.
Kemudian bagaimana Internet bisa dimanfaatkan untuk Pembelajaran? Hal ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah penggunaan internet sebagai berikut :
1)      Pengenalan penelusuran Web ( Web Browser)
Dewasa ini internet bukan merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat, karena penggunaan internet sebagai media komunikasi massa sudah bisa kita temui di mana-mana. Untuk menjelajahi internet tersebut diperlukan sebuah sofware yang disebut web browser, misalnya : internet explorer, firefox, ataupun opera.
2)      Mencari Web dengan menggunakan Search Engine
Karena begitu banyaknya web dan situs sekarang ini, maka kita membutuhkan suatu alat untuk melakukan pencarian situs atau web tersebut. Alat ini dinamakan search engine.
Saat melakukan pencarian , kita minimal mengetahui satu suku kata dari web yang kita cari. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat pencarian serta mengurangi pencarian web-web yang tidak diperlukan. Search engine yang bisa kita pilih untuk penelusuran adalah :
a)      Search engine Google
Caranya ketikkan http://www.google.com pada addres bar yang disediakan oleh web browser. Setelah itu klik enter atau tombol go.
b)      Search Engine Yahoo
Caranya ketikkan http://.yahoo.com pada addres bar yang disediakan oleh web browser. Setelah itu tekan enter atau klik tombol cari web.
Dengan memahami bagaimana kita menggunakan fasilitas internet maka internet bisa dimanfaatkan untuk mencari banyak informasi yang berhubungan dengan kegiatan kita untuk mengajar dan menfasilitasi anak-anak untuk mencari pengetahuan atau informasi yang berhubungan materi pelajaran yang kita ajarkan. Sehingga tujuan yang kita ingin capaio dalam KBM bisa dengan mudah tercapai. Jadi dengan memanfaatkan informasi yang terdapat dalam internet, buku bukan satu-satunya sumber informasi untuk belajar, baik bagi siswa ataupun bagi guru.


 Jawaban Soal Bagian Kedua

 PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI  INFORMASI
 MELALUI  PENDEKATAN CTL

Makalah ini  disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi yang diberikan oleh DR. Hudiana.H

Disusun oleh :
RINA ROSMAYANA
NIM . 09.86.4.018

Program Studi Teknologi Pembelajaran
Program Pascasarjana
STKIP Garut
2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang Masalah
Komputer merupakan salah satu alat dalam teknologi informasi dan komunikasi yang mempunyai banyak kelebihan, termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memungkinkan siswa melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar, bahkan mengkreasikan hasil belajar lebih menarik.
Selama ini pemanfaatan fasilitas komputer dalam pembelajaran di sekolah hanya untuk mata pelajaran TIK. Pemanfaatan komputer oleh mata pelajaran lain masih jarang dilakukan. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh terbatasanya jumlah komputer yang dimiliki oleh sebuah sekolah, ataupun terbatas oleh kemampuan guru- guru mata pelajaran lain dalam memnafaatkan komputer untuk menunjang proses pembelajarannya.
Tentunya kemampuan di atas merupakan prasyarat bagi setiap orang termasuk siswa didik kita untuk bisa berdaya dalam abad informasi seperti ini.Kita menginginkam siswa klita memiliki life skill  kecakapan hidup. Namun guru hendaknya berhati- hati dalam menyajikan pembelajaran yang menggunakan komputer, artinya jangan sampai penggunaan komputer menjadikan pembelajaran berpusat pada guru. Bila hal itu kerap terjadi maka pembelajaran sepertinya akan tampak modern tetapi sesungguhnya konvensional, karena guru hanya mengandalkan ceramah melalui power point dan LCD, dan siswa hanya banyak mendengarkan saja.
            Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana mengatasi keterbatasan sarana komputer yang ada di sekolah untuk penyelenggaraan pembelajaran di luar pelajaran TIK ?  Dalam makalah ini juga akan dipaparkan bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia dengan meanfaatkan TI, melalui pendekatan CTL, salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif learning Think-Pair- square / Berpikir- Berpasangan- Berempat (B3). Dengan bekelompok satu buah komputer bisa dimanfaatkan oleh empat orang.
           
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka  rumusan masalahnya adalah bagaimana guru memanfaatkan  dan mengintegrasikan penggunaan TI dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga pembelajaran bisa tetap kontekstual untuk menciptakan pembelajaran di kelas  aktif dan kreatif. Dengan itu kegiatan pembelajaran akan bermakna dan menyenangkan. Walaupun di sisi lain sarana komputer yang ada di sekolah-sekolah masih terbatas.

1.3 Tujuan dan Manfaat
            Tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskrifsikan pembelajaran bahasa Indonesia dengan memanfaatkan dan mengintegrasikan TI melalui pendekatan CTL. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai acuan untuk menerapkan tentang prinsif apakah pembelajaran, dan bagaimana pemanfaatan TI dalam pembelajaran  penerapan prinsif CTL sebagai sebuah pendekatan, serta bagaimana menyiasati keterbatan komputer yang ada di sekolah dapat menjadi landasan berpijak ketika guru  akan melaksakan   pembelajarannya .

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com).
Tujuan pembelajaran fokus pada transfer belajar. Pendekatan konstruktivistik juga mendasarkan diri pada premis “siswa dapat menggunakan dibandingkan hanya dapat mengingat apa yang dipelajari”. Satu nilai yang dapat dipetik dari pendekatan tersebut, bahwa meaningful learning harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning, dan deep understanding harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan senseless memorization.
Hal ini merupakan nilai yang abadi yang digagas oleh John Dewey (1902). Implikasi nilai tersebut melahirkan komitmen untuk beralih dari konsep pendidikan berpusat pada kurikulum menuju pendidikan berpusat pada siswa. Dalam pendidikan berpusat pada siswa, tujuan pembelajaran hendaknya lebih berfokus pada upaya bagaimana memajukan perubahan kognitif. Oleh sebab itu, tujuan pembelajaran hendaknya dikemas dalam sebuah model pembelajaran perubahan konseptual (Santyasa, 2002). Pembelajaran yang berfokus pada proses pembelajaran adalah sebuah nilai utama dari pendekatan konstruktivstik, hal ini pula yang menjadi dasar bagaimana semestinya CTL bisa dilaksanakan sebagai n
 Konsep belajar bermakna sesungguhnya telah dikenal sejak munculnya psikologi Gestal dengan salah satu pelopornya Wertheimer (1945). Sebagai tanda pemahaman mendalam adalah kemampuan mentransfer apa yang dipelajari ke dalam situasi baru.
Tujuan pembelajaran berfokus pada bagaimana belajar. Pendekatan konstruktivistik secara jelas meletakkan nilai dasar tentang bagaimana belajar (how to learn) dibandingkan hanya apa yang dipelajari (what to learn). Untuk mencapai tujuan learning how to learn, keterampilan berpikir  bisa dimanjakan dalam proses belajar. Implikasi untuk tujuan pembelajaran adalah memfasilitasi siswa untuk lebih banyak menggunakan ketarampilan berpikirnya dalam belajar. Belajar berbasis keterampilan berpikir merupakan dasar untuk mencapai pemahaman secara mendalam (Santyasa, 2003).
Satu hal yang sejatinya difikirkan oleh seorang guru tentang pendekatan kontsruktivisme adalah tataran implementasi dilapangan. Hal sangat penting dan harus diperhitungkan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Memposisikan diri terhadap perspektif yang diyakini tentang belajar, pemahaman terhadap konsep hasil belajar, pemahaman terhadap konsep belajar aktif, pemahaman terhadap tes, dan pemahaman terhadap prasyarat belajar.
Dalam tataran implementasi kita bisa berpijak pada teori belajar dan pembelajaran serta pendekatan kontrsruktivisme, memalui pendekatan CTL (contextual Teaching and Learning).

2.2   Teknologi Informasi.
 Diera globalisasi, negara-negara diberbagai belahan dunia sudah tidak ada lagi batas dalam memperoleh informasi. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan jarak yang jauh sekalipun orang saling bertukar informasi dan berkomunikasi. Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya.       
 Perkembangan teknologi informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang memanfaatkan satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat memungkinkan seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995:2). Dalam internet terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi.
Sidharta (1996) memberikan definisi yang sangat luas terhadap pengertian internet. Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Secara umum dapat dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
Agar kita dapat mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen fisik yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang mendukung komputer untuk melakukan tugasnya. Perangkat keras tersebut berupa:
(1) satu unit komputer,
(2) modem,
(3) jaringan telepon,
(4) adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).
Sedangkan perangkat lunak adalah program-program yang diperlukan untuk menjalankan perangkat keras komputer. Perangkat lunak ini kita pilih sesuai dengan:
(1) kemampuan perangkat keras yang kita miliki,
(2) kelengkapan layanan yang diberikan,
(3) kemudahan dari perangkat itu untuk kita operasikan dalam (User Friendly).

2.3              Komputer dan Internet dalam pembelajaran Bahasa dan sastra
            Indonesia
Bagaimana komputer dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ketika guru melaksanakn proses belajar mengajar Bahasa di dalam kelas. Misalanya :
1.      Pada saat guru membuat surat/ laporan, kita dapat menyiapkan kata/.kalimat, memunculkan kembali kata atau kalimat yang sudah dihapus, dan mengatur besar kecilnya huruf.
2.      Kemudian dapat mengurutkan daftar urutan nama berdasarkan abjad.
3.      Mengarang cerita dalam bahasa Indonesia baik fiksi maupun nonfiksi.
4.      Membuat power point untuk presentasi dan diskusi.
5.      Memberi illusterasi pada karangan.
6.      Membuat iklan yang disertai dengan gambarnya untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
7.      Mencari sumber informasi dari internet, mengevaluasi, mengolah, dan mempublikasikan.
8.      Mencari berita (straigt news) atau ulasan suatu isu dari berbagai laman dan meneliti perbedaan dan persamaan dari berbagai sudut pandang.
9.      Berkirim surat secara elektronik melalui e-mail pada guru ataupun sesama siswa, dalam praktek penulisan surat pribadi ataupun surat resmi.
10.  Membuat blog untuk menuliskan pendapat pribadi tentang berbagai isu.
11.  Menggunakan facebook untuk berinteraksi dengan teman secara regional ataupun internasional.
Kompetensi-kompetensi seperti di atas yang bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mempunyai life skill untuk   bisa   bertahan hidup di lingkungan nyatanya di masyarakat, bahkan mewarnai kehidupan. Untuk mencapai hal tersebut dalam implementasinya di sekolah ketika KBM seorang guru perlu memilih pendekatan yang efektif dan CTL –lah salah satunya yang dianggap bisa mengembangkan potensi life skill siswa kita baik secara akademis maupun sosial.

2.4. Pendekatan CTL (Contekstual Teaching and learning)
Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses pengalaman secara langsung. Melalui  proses pengalaman itu diharapkan perkembangan siswa utuh, tidak hanya kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotornya. Belajr melalui CTL diharapkan siswa menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.
Berdasarkan konsep dasar CTL seperti di atas maka ada tiga hal yang     
harus dipahami , yaitu :
1.      CTL menekankan pada proses keterlibatan siswaa;
2.      CTL mendorong agar siswa menemukan hubungan materi yang dipelajarinya denagn situasi kehidupan nyata;
3.      CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.
                  Sehubungan dengan hal di atas ada lima karakteristik yang harus
diperhatikan  dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL antara lain :
1.      Aktiviting knowledge;
2.      Acquaring knowledge;
3.      Understanding knowledge;
4.      Applaying knowledge;
5.      Reflecting knowledge.
              CTL ini banyak dipengaruhi oleh filsafat kontruktivisme, yang digagas oleh Mark Baldwin, kemudian dilanjutkan oleh Jean Piaget. Beliau berpendapat, bahwa setiap anak sejak kecil sudah memiliki struktur kognitif yang disebut “skema”. Skema ini lantas terbentuk karena pengalaman . Sedangkan secara psikologi , CTL ini berpijak pada aliran Psikologi kognoitif. Menurut aliran ini proses belajar terbentuk karena pemahaman individu terhadap lingkungan.
            Berdasarkan asumsi di atas, maka ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang belajar dalam konteks CTL antara lain :
1.      Belajar bukannya menghapal, tetapi proses mengkontruksi pengetahuan dengan pengalaman yang mereka miliki;
2.      Belajar bukan hanya mengumpulkan fakta yang lepas-lepas;
3.      Belajar adalah proses pemecahan masalah;
4.      Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari sederhana menuju kompleks;
5.      Belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.
             CTL sebagai sebuah pendekatan pembelajaran memiliki Tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran , sehingga guru bisa merancang desain pembelajaran dengan berpedoman ke tujuh asas CTL tersebut. Adapun ke tujuh asas CTL tersebut adalah sbb :
1.      Konstruktivisme
Adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang mengkonstrusinya. Dalam hal ini Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut :
a.       Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek;
b.      Subjek membentuk skema kognitif, katagori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetaahuan umum;
c.       Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seserang. Struktur ini membentuk konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman.
2. Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses  pembelajaran didasarkan pada pencairan dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya.
Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
a.                   Merumuskan masalah;
b.                   Mengajukan hipotesis;
c.                   Mengumpulkan data;
d.                  Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;
e.                   Membuat kesimpulan.
Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran CTL, dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan demikian siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya siswa dapat melanjutkan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan observasi dalam rangka mengumpulkan data. Manakala data telah terkumpul selanjutnya siswa dituntun untuk menguji hipotesis sebagai dasar merumuskan kesimpulan. Melalui proses berpikir yang sistematis seperti di atas, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis, yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.

3. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakekatnya dalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
1.                   Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam   penguasaan
            materi  pelajaran.
2.                   Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
3.                   Merangsang keinginan siswa terhadap sesuatu.
4.                   Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
5.                   Membimbingbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan 
             Sesuatu.
Dalam setiap tahapan dan proses pembelajaran kegiatan bertanya hampir selalu digunakan. Oleh karena itu, kemampuan guru untuk mengembangkan teknik-teknik bertanya sangat diperlukan.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Leo Semenovich Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar maupun secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing  dengan orang lain, antar teman, antar kelompok; yang sudah tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari masyarakat belajar, masyarakat yang saling membagi.
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melaui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.
Berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam penyelenggaraan pembelajaran, yang disadari atau tidak masih terbatas di tiap-tiap sekolah, maka kooperatif learning dalam masyarakat belajar bisa dijadikan salah satu solusinya. Model pembelajaran B-3 Berpikir- Berpasangan –Berempat/ TPS ( Think-Pair- Square) bisa dipilih sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengefektifkan pemanfaatan komputer yang terbatas.
Dalam hal tertentu, guru dapat mengundang orang-orang yang dianggap memiliki keahlian khusus untuk membelajarkan siswa. Misalnya, dokter, petani, dan sebagainya.

5.                   Pemodelan (Modeling)
Yang diamksud asas modeling adalah proses pembelajaran yang memparagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab memlaui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran teoritis abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme.

6.                   Refleksi (Reflection)
                        Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran dengan CTL ini, setiap berakhir proses pembelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan siswa menafsikarkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan entang pengalamn belajarnya.


7.                   Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Dengan tes dapat diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai pelajaran. Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh karena itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh hasil belajar seperti tes, tetapi ditentukan oleh proses belajar melalui penilaian nyata atau authentic assessment . dalam hal ini guru mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan secara integritas dan terus menerus selama PBM berlangsung, oleh karena itu penilaian diarahkan pada proses belajar buklan pada hasil belajar.


                                                                           BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Dan sastra Indonesia dengan memanfaatkan TI melalui pendekatan CTL  dapat diterapkan di sekolah. Melalui pendekatan CTL salah satunya denagn memilih model pembelajaran kooperatif learning yang dikemas secara sederhana, menarik, dan menyenangkan siswa, sehingga pembelajarannya lebih bermakna. Hal ini dilakukan salah satunya untuk mengatasi keberadaan sarana komputer di sekolah-sekolah yang masih terbatas.
Dengan pembelajaran berbasis TI siswa dituntut untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa,  siswa dituntut untuk belajar otodidak, dan meningkatkan hasil belajarnya sehingga mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki life skill sehingga bisa bertahan hidup bahkan mewarnai kehidupan di dunia nyata setelah kembali ke lingkungan masayrakat dan menjalankan kehidupan yang sesungguhnya .
Jika seorang guru telah  memahami dirinya sebagai pendidik profesional, secara sadar dalam dirinya akan tertuntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Seorang guru bisa memilih pendekatan, metode, startegi, teknik, taktik, gaya dan model pembelajaran yang bisa mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Selain itu seorang guru yang profesional akan peka bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, walaupun pada kondisi terterntu ada keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Para pendidik dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan memperkenalkan pembelajaran berbasis TI ini kepada siswa , agar para siswa siap menghadapi tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang selalu berkembang dengan cepatdengan cepa


Daftar Rujukan
Mayer, R. E. 1993. Problem solving principles. Dalam Fleming, M. & Levie

Mudhofir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung:
           Remaja Rosda Karya
 
Sanjaya.Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.   
          Jakarata:  Kencana

Santyasa, I W. 2004. Pembelajaran kooperatif. Disajikan dalam pelatihan di Hotel    
          Inna Garuda

Shirky, C.1995. Internet lewat E-mail. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

Sidharta, L.1996. Internet: Informasi Bebas Hambatan 1. Jakarta: PT Alex Media

Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and
         Teknologi Pembelajaran, 22-23 Agustus 2003, Di Hotel Inna Garuda